Tanggapi Pembalasan Atas Aksi Pembakaran Mushaf, Prof. Dr. Hasan Ash-Shaghir: Esensi Islam Tidak Dilihat Dari Sikap Pemeluknya!

Tanggapi Pembalasan Atas Aksi Pembakaran Mushaf, Prof. Dr. Hasan Ash-Shaghir: Esensi Islam Tidak Dilihat Dari Sikap Pemeluknya!

”Multaqo ini digelar dengan tujuan menguak kebenaran terkait beredarnya berita tentang pembalasan dari beberapa orang akan kasus pembakaran mushaf yang terjadi di Eropa”, tutur Sekretaris Jenderal Dewan Ulama Senior Al-Azhar (Hai’ah Kibar Al-Ulama’ Al-Azhar), Prof. Dr. Hasan Ash-Shaghir, dalam sambutannya mengawali acara Multaqa ’Ilmi Ke-20 pada Selasa (15/8/2023).

Dari aksi pembalasan tersebut, banyak orang yang akhirnya salah paham akan sikap Islam terkait dengan hal-hal yang dianggap suci. Mereka beranggapan bahwa Islam adalah agama yang melarang bahkan memerintahkan untuk menghancurkan hal-hal yang dianggap suci. Prof. Dr. Hasan Ash-Shaghir kemudian menegaskan bahwa hal tersebut tidak mencontohkan apa yang diajarkan oleh Islam. ”Esensi Islam tidak dilihat dari sikap pemeluknya. Karena bisa saja mereka memahami Islam dari sumber atau dengan cara yang salah.” tegasnya.

Beliau lantas menjelaskan, bahwa Islam adalah agama yang membangun, bukan agama yang menghancurkan. Hal tersebut dapat dilihat dari firman Allah SWT pada surah Al-Hajj ayat 40:

الَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ اِلَّآ اَنْ يَّقُوْلُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَّصَلَوٰتٌ وَّمَسٰجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللّٰهِ كَثِيْرًاۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ

“(Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya, tanpa alasan yang benar hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami adalah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara, gereja-gereja, sinagoge-sinagoge, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sungguh, Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al-Hajj: 40)

Hal serupa juga dapat dilihat pada pesan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabat yang akan berangkat berperang. Nabi Muhammad SAW bersabda:

سَتَجِدُوْنَ أَقْوَامًا يَعْتَزِلُوْنَ فِي الصَّوَامِعِ لَا تَتَعَرَّضُوْا لَهُمْ وَلَا تَقْتُلُوْا امْرَأَةً وَلَا كَبِيْرًا فَانِيًا وَلَا صَغِيْرًا وَلَا تُقَطِّعُوْا شَجَرَةً وَلَا تُهَدِّمُوْا بِنَاءً

“Kalian akan menemukan orang-orang yang mengungsi di sinagoge. Jangan mengganggu mereka! Jangan membunuh wanita! Jangan membunuh orang tua renta! Jangan membunuh anak kecil! Jangan menebang pohon! Dan jangan merobohkan rumah!”

Prof. Dr. Mahmud Ash-Shawimantan Wakil Dekan Fakultas Dakwah Universitas Al-Azharselaku pembicara pertama pada acara tersebut menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW juga mencontohkan hal yang sama. Bagaimana beliau berinteraksi dengan orang-orang kafir Makkah dalam kesehariannya, bagaimana beliau kemudian hijrah ke Habasyah yang notabenenya saat itu adalah negara mayoritas Nasrani, kemudian komentar beliau SAW tentang Raja Habasyah yang beragama Nasrani ”Sesungguhnya disanaHabasyahada seorang raja yang tidak berbuat zalim kepada siapapun”.

”Setiap peradaban dan setiap budaya memiliki hal-hal yang mereka anggap suci. Islam tidak hanya sekedar memerintahkan pemeluknya untuk menghormati hal-hal yang dianggap suci bagi mereka. Lebih dari itu, Islam memerintahkan untuk menghormati bahkan melarang untuk mencela hal-hal yang dianggap suci oleh orang-orang nonmuslim. Sebagaimana dikutip dari Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, menghancurkan salib milik orang nonmuslim yang dzimmi adalah bentuk perlawanan dan layak untuk mendapatkan hukuman serta wajib untuk mengganti rugi.” tutur Prof. Dr. Mahmud Ash-Shawi. Lebih lanjut lagi, beliau menyebutkan bahwa Islam tidak hanya sekedar memerintahkan untuk menghormati hal-hal suci menurut orang nonmuslim. Namun Islam juga memerintahkan untuk menghormati hak kepemilikan dari orang nonmuslim.

Sebagai penutup, Prof. Dr. Ibrahim Al-Hudhudmantan Rektor Universitas Al-Azharmenyebutkan, bahwa pembakaran mushaf dan pelecehan terhadap Islam bukanlah hal yang baru. Hal itu terjadi karena mereka beranggapan bahwa tidak ada yang suci selain akal. Mereka tidak memiliki agama yang dianggap suci. Namun pembalasan dengan cara melakukan hal serupa juga bukan merupakan hal yang diajarkan oleh agama ataupun orang-orang Islam pada generasi awal. Dapat kita lihat bagaimana para tokoh Islam generasi emas tersebut ketika menduduki suatu daerah. Mereka tak lantas menghancurkan tempat ibadah atau hal-hal yang dianggap suci oleh penduduk setempat yang nonmuslim. Sikap tersebut jelas muncul dari pemahaman mereka yang benar dan mendalam mengenai apa yang diajarkan oleh agama serta nabi SAW sang pembawa agama. Mereka paham betul bahwa akan muncul hal-hal yang lebih buruk ketika mereka melakukan hal tersebut.

Redaktur: M. Rofiqul Amin
Editor: Gelar Washolil Autho'
Lebih baru Lebih lama