Bagian 1: Kiprah dan Uswah Masyâyikh Bahrul Ulum

Bagian 1: Kiprah dan Uswah Masyayikh Bahrul Ulum
Gapura Pondok Pesantren Bahrul Ulum

Tambakberas dari Generasi ke Generasi

Pondok Tambakberas atau yang kedepannya dikenal dengan nama Bahrul Ulum didirikan pada tahun 1838 M oleh KH Abdussalam. Pada generasi pertama, pondok bercorak 3 hal; syariat, hakikat, dan kanuragan. Kemudian generasi kedua dilanjutkan oleh dua menantu beliau yaitu: Kiai Sa’id dan Kiai Utsman. Pondok terbagi menjadi dua karakter yang berbeda. Pondok pimpinan Kiai Utsman bercorak tarekat dan tasawuf, sedangkan pondok pimpinan Kiai Sa'id bercorak syariat.

Pada generasi ketiga, sebagian santri Kiai Utsman diboyong oleh menantu beliau Kiai Asy'ari, ke Desa Keras yang akan menjadi cikal bakal Pondok Tebuireng. Sedangkan sebagian santri yang lain diboyong ke pesantren sebelah barat sungai, dijadikan satu di bawah pimpinan Kiai Hasbullah Sa'id (putra Kiai Sa'id). Jadi pada generasi ketiga, pesantren dipimpin oleh Kiai Hasbullah, sosok di balik nama Tambakberas.

Sebelumnya, Tambakberas dikenal dengan nama Desa Gedhang Kulon. Pondok lama sebelah utara (makam Mbah Wahab) disebut Ghedang Njero. Kalau pondok Mbah Utsman disebut Gedhang Njobo. Sedangkan wilayah pondok Bahrul Ulum yang sekarang disebut Gedhang Kulon. Secara administratif, nama Gedhang Kulon sebenarnya adalah Tambakrejo. Namun hingga saat ini, Tambakberas lebih populer dibandingkan nama Tambakrejo.

Sebenarnya istilah tambak itu merujuk pada kolam ikan atau udang dan sejenisnya. Namun, penyebutan Tambakberas menjadi relevan karena ada unsur persamaan atau perumpamaan. Hal ini merujuk pada sosok Kiai Hasbullah yang dikenal kaya raya dan sangat dermawan. Sehingga saat panen padi, wilayah sekitar pondok tak ubahnya seperti lautan padi. Saking banyaknya, terlihat layaknya tambak ikan. Jika ingin dimaknai pegon maka bisa kita baca: Tambakberas: beras kang akeh koyo tambak ingdalem ambane.

Pada generasi keempat, Pondok Tambakberas dipimpin oleh 3 putra Kiai Hasbullah, yaitu KH Abdul Wahab Hasbullah, Kiai Abdul Hamid Hasbullah, dan Kiai Abdurrahim Hasbullah. Ketiga kiai ini merupakan lulusan Makkah. Pada tahun 1965 M, Kiai Abdul Wahab Hasbullah merubah nama Pondok Pesantren Tambakberas dengan nama Bahrul Ulum yang artinya lautan ilmu pengetahuan.

Kiai Wahab Hasbullah adalah sosok yang tidak akan pernah habis untuk dikaji. Beliau merupakan tokoh penggagas Nahdlatul Ulama (NU), dan tokoh penggerak para ulama yang berjuang membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan para penjajah dan pemberontak. Saat Kiai Wahab Hasbullah sibuk mengurus NU, beliau meminta Kiai Fattah Hasyim (keponakan Kiai Wahab) untuk memimpin Bahrul Ulum, dan inilah generasi kelima. Kiai Fattah menghadapi dinamika penjajahan dengan gigih dan berani mati.

Begitulah sampai generasi selanjutnya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang saat ini dipimpin oleh generasi muda, putra KH Amanullah AR yaitu Gus H Wafiyyul Ahdi, S.H., M.Pd.I. masih begitu kokoh dan kuat meneruskan semangat muassis dan masyâyikh.

Baca Juga Bagian 2: Kiprah dan Uswah Masyâyikh Bahrul Ulum

Referensi:
Sejarah Pondok Pesantren Bahrul Ulum - Periode Rintisan, (https://www.tambakberas.com/p/sejarah-pondok-pesantren-bahrul-ulum-periode-rintisan/)

- Noval An Nasyith, "Sejarah Perkembangan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum di Tambakberas Jombang 1987 – 2006" (Skripsi, UINSA, Fakultas Adab dan Humaniora, Surabaya, 2018).

Oleh: KH Abdul Wahab Naf'an
(Penulis merupakan santri KH M. Djamaluddin Ahmad di Bumi Damai Al-Muhibbin yang saat ini diteruskan oleh putra beliau KH M. Idris Djamaluddin)
Editor: M. Abda' Rifqi
Lebih baru Lebih lama